Serangan terhadap depot bahan bakar di Teheran merupakan bagian terbaru dari eskalasi besar-besaran antara Israel dan Iran—yang sejak 13 Juni 2025 telah menargetkan fasilitas nuklir, militer, dan energi kedua negara Serangan ini datang di tengah gelombang rudal balasan Iran serta seruan Netanyahu agar masyarakat Iran bangkit melawan rezim

2. Kronologi Serangan Israeli ke Teheran
- Waktu & Lokasi: Minggu dini hari (15 Juni 2025), jet tempur Israel menyerang depot bahan bakar Shahran dan markas Kementerian Pertahanan Iran di Teheran .
- Kekayaan Data: Liputan6, Reuters, dan Detik mencatat ledakan besar terjadi, tetapi Iran menyatakan volume bahan bakar terbatas dan kondisi “terkendali” .
- Skala Serangan: Operasi mencakup depot minyak Shahran, SPND, serta fasilitas energi lain seperti South Pars gas field dan Shahr Rey
3. Tujuan & Narasi Netanyahu
- Netanyahu menegaskan bahwa “Jalan menuju Teheran telah terbuka,” menandakan bahwa serangan ini adalah gelombang baru dalam kampanye sistematik menekan Iran
- Ia menyebut target-topik tersebut sebagai bagian dari upaya untuk memblok pemerolehan nuklir dan memperingatkan bahwa “kami akan menyerang tiap lokasi milik rezim ayatollah”
4. Target Fasilitas Energi & Militer
- Depot Shahran: Menyimpan sekitar 3 hari konsumsi bahan bakar ibukota—dampaknya besar bagi distribusi dalam negeri
- Fasilitas SPND: Pusat penelitian nuklir yang menjadi target utama serangan
- Ladang Gas South Pars: Paling besar di dunia, volume produksi 12 juta m³ terhenti karena sabotase
5. Dampak pada Sektor Energi & Ekonomi Iran
- Gangguan Produksi: Inflasi dan kerugian hasil ekspor meningkat setelah peristiwa ini .
- Harga Global: Brent naik karena ketakutan bahwa konflik bisa mengganggu Selat Hormuz, jalur ekspor minyak utama
- Tekanan Internal: Iran terkena sanksi panjang, kini harus menanggung gangguan produksi domestik plus biaya tanggap darurat.
6. Respons Iran dan Ancaman Balasan
- Kondisi “terkendali”: Otoritas Iran menyatakan insiden tahap awal telah terkendali
- Teguran Keras: Menlu Iran Abbas Araghchi menyebut Israel “memaksa perang” dan menuntut penghentian serangan untuk balasan dihentikan
- Ancaman Balasan: Iran menargetkan warga sekaligus mempertimbangkan menutup Selat Hormuz—langkah strategis besar
7. Mossad & Taktik Hybrid Warfare
Menurut laporan, Mossad telah menyiapkan operasi drone di dalam wilayah Iran, mendahului serangan udara .
Skema ini melibatkan:
- Tempat drone tersembunyi,
- Disrupsi pertahanan udara,
- Dukungan intelijen langsung untuk pasukan udara Israel.
8. Reaksi Global & Peran AS
- AS: Presiden Trump menyatakan siap “penuh kekuatan” jika Iran menyerang AS—namun AS masih belum secara langsung turun tangan
- G7 dan Negara Lain: Bundeskanzler Merz berharap G7 mendorong de-eskalasi
- Pasar & Geopolitik: Harga minyak global meroket, dan negara-negara Teluk meningkatkan kewaspadaan.
- Serangan ini mencerminkan eskalasi cepat dan strategi “matrix warfare” Israel: perpaduan operasi intelijen covert dan serangan udara terbuka.
9. Aspek Hukum Internasional & Moral
- Hukum Kemanusiaan: Attacks on civilian energy infrastructure may violate international law .
- Narasi Moral: Netanyahu menyebut serangan sebagai pencegahan Holocaust kedua — narasi ekstrem dan kontroversial .
10. Risiko Eskalasi Konflik
- Balasan Rutin: Iran telah membalas rudal secara besar hingga sedang, dengan ratusan rudal dan puluhan korban jiwa kedua belah pihak .
- Konflik Regional: Ancaman penutupan Selat Hormuz dapat memicu konfrontasi global dan campur tangan AS, Inggris, Prancis .
11. Dampak ke Jalur Pelayaran & Pasokan Minyak
Penutupan Selat Hormuz berarti memblokir 1/3 pasokan minyak dunia. Trader bersiap jika Iran mengancam jalur tersebut .
12. Skema Perang: Terbuka atau Terkendali
- Operasi Pre-emptif: Israel berharap membatasi target hanya ke infrastruktur; belum menunjukkan niat ambil alih wilayah .
- Risiko Berlanjut: Iran sebaliknya menunjukkan kesiapsiaga perang yang lebih luas dan intens.
13. Kesimpulan & Pelajaran Diplomatik
Serangan ini mencerminkan eskalasi cepat dan strategi “matrix warfare” Israel: perpaduan operasi intelijen covert dan serangan udara terbuka.
Netanyahu menyatakan jalan “ke Iran telah terbuka,” yang berarti target operasi lebih luas dan kemungkinan konflik berkepanjangan.
Kelanjutan insiden ini akan sangat dipengaruhi oleh respon Iran, tekanan diplomatik internasional, serta sejauh mana AS dan sekutu bersedia terlibat.